Alam Indonesia: Ciliwung Riwayatmu Kini

Ciliwung di masa lalu menjadi pusat pradaban. Temuan arkeolog sejak tahun 1970-an di tepian Ciliwung, sungai yang membentang dari Bogor hingga Jakarta terdapat jejak peradaban dan pemukiman. Hanya saja, cerita jejak peradaban tidak tindaklanjuti atau tidak diteliti sehingga banyak bukti sejarah hilang baik akibat pemukiman warga di sepanjang pinggir Ciliwung atau faktor alam. Hal itu diakui oleh arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar.

Pada masa prasejarah ditemukan gerabah dan beliung persegi menggunakan bahan di sekitaran sungai Ciliwung. Menunjukkan kalau ada kehidupan dan pemukiman saat itu. Dan Hindia Belanda di Batavia berkepentingan menjaga air Ciliwung untuk tetap bersih sehingga pada tahun 1630-an mengeluarkan aturan (hukum) tentang larangan membuang sampah dan kotoran rumah tangga ke sungai. Karena air sebagai sumber kehidupan harus dijaganya. Sebagaimana peradaban di dunia yang menjadikan sungai besar sebagai pusat peradaban seperti Mesir Kuno yang dilewati sungai Nil, sungai Gangga dan Indus di India, sungai Hoang Ho dan Yang Tze di China dan lainnya.

Namun ketika Jakarta menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat daerah maka pemukiman tak terbendung akibat lonjakan urbanisasi dan pinggiran sungai semakin padat. Pemerintah pun kewalahan mengelola pemukiman warga baik dari hulu hingga hilir, termasuk mengantisipasi masyarakat untuk tidak buang sampah ke aliran sungai Ciliwung. Prilaku manusia terhadap perlakuan sungai menjadi persoalan yang tidak ada habisnya, pembangunan permukiman sepanjang bantaran sungai juga menjadi salah satu dampak terhadap kualitas kali Ciliwung.

Kategori : Alam
Pembuat : Rekam Indonesia